Sumber Kebahagiaan adalah Cinta

Standar

Kehadiran masalah seolah tak pernah lepas dari kehidupan kita. Dari mulai masalah ringan hingga masalah yang dianggap berat. Dari mulai masalah tentang keuangan, karir, ekonomi, kekuasaan, pendidikan, keluarga bahkan masalah pada apa yang ada di dalam diri kita. Kehadiran masalah ini, semakin hari semakin kompleks. Hal ini tentu saja berbarengan pula dengan pesatnya perkembangan zaman. Sekecil apa pun sebuah masalah, jika tidak segera diselesaikan, bisa menjadi suatu hal yang besar dan merusak segala tatanan kehidupan manusia.

Namun, untuk menyelesaikan masalah ini tentu saja bukanlah hal yang mudah. Bahkan, banyak orang yang, baik sadar maupun tidak justru terjebak pada masalah itu sendiri ketimbang mencari jalan penyelesaian. Atau bahkan, mereka sibuk mencari penyelesaian yang jauh dari fitrah kehidupan itu sendiri. Mereka sibuk mencari sesuatu yang dianggap sebagai penyelesaian masalah (penyelesaian secara sementara dan bersifat materi), namun lupa dengan penyelesaian yang bersifat rohani dan berlaku sepanjang masa. Karena itu, tidak heran jika dalam posisi puncak manusia mencapai karir, jabatan, dan segala hal lainnya yang bersifat materi, mereka tetap merasa kurang atau bahkan tidak mendapatkan kebahagiaan sama sekali.

Ya, terkadang kita lupa dan menganggap bahwa semua itu adalah sumber kebahagiaan. Akibatnya, kita terkesan ngoyo untuk mendapatkan semuanya. Padahal, untuk mendapatkan kebahagiaan, sejatinya kita harus tetap melewati berbagai terjal kehidupan atau yang sering kita sebut dengan masalah.

Lantas, bagaimana agar kita benar-benar merasa bahagia dengan hadirnya seabrek masalah? Jawabannya adalah dengan cinta. Ya, cinta yang bukan hanya sekadar hubungan antar sesama makhluk, hubungan antar laki-laki dan perempuan. Atau bahkan hubungan kecintaan yang kita jalin dengan harta benda yang kita miliki, cinta terhadap alam semesta (cinta yang bersifat makrokosmos). Tapi juga cinta yang bersifat vertikal. Cinta antara manusai dengan Tuhan.

Pada akhirnya, kebahagiaan merupakan hak semua insan di bumi ini. Tidak mengenal kasta, jabatan, kedudukan, tingkat ekonomi, pendidikan dan label lainnya yang bersifat materi. Hanya dengan cinta, segala problem hidup, kemiskinan, peperangan, penderitaan, keangkuhan, keegoisan, dan sebagainya dapat diluluhkan. Karena pada dasarnya itulah yang sesungguhnya dicari oleh manusia. Cinta yang murni, tanpa embel-embel pengharapan balasan. Cinta seperti ini yang hakikatnya dapat mendatangkan kebahagiaan dan berlaku sepanjang masa. Selama kita menebarkan cinta, selama itu pula kebahagiaan kita raih, tanpa mengenal waktu.

Dengan cinta, perdamaian akan dapat kita raih. Dengan cinta, kita dapat saling memahami dan memaafkan. Dengan cinta, segala halangan dan tantangan terjalnya kehidupan ini dapat kita atasi. Dengan cinta, kita dapat bahagia. Caranya? Syukuri dan nikmatilah apa pun yang kita miliki dan capai sekarang ini dengan penuh cinta! Karena masalah tiada lain dihadirkan sepaket dengan ruh ini tercipta. Masalah tiada lain merupkan sarana bagi pendewasaan manusia. (Diolah dari Buku Percikan Cinta dan Kebahagiaan)

*Ditulis oleh Lina Sellin, dan pernah dimuat di situs Mizan.com.

(Silakan meng-copy, asal menyertakan sumber)